You are currently viewing Jenis-Jenis Wawancara untuk Film Dokumenter dan Podcast

Jenis-Jenis Wawancara untuk Film Dokumenter dan Podcast

Wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam pembuatan film dokumenter. Gaya wawancara yang dipilih dapat menentukan tone, alur cerita, dan keseluruhan atmosfer film. Berikut beberapa gaya wawancara yang umum digunakan dalam film dokumenter:

Live (Synchronous)

Live (Synchronous) adalah sebuah metode wawancara yang dilakukan secara langsung dan real-time, di mana pewawancara dan narasumber berinteraksi secara simultan. Berbeda dengan wawancara asynchronous yang dilakukan melalui rekaman atau pertukaran pesan, wawancara live memungkinkan komunikasi dua arah yang spontan dan interaktif.

Berikut beberapa karakteristik utama wawancara live:

  1. Real-time: Wawancara berlangsung secara langsung, di mana pewawancara dan narasumber dapat berkomunikasi secara spontan dan interaktif.
  2. Interaksi dua arah: Pewawancara dan narasumber dapat saling mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban secara langsung.
  3. Umpan balik langsung: Narasumber dapat menerima umpan balik langsung dari pewawancara atas jawaban mereka.
  4. Kemampuan untuk mengklarifikasi: Pewawancara dapat mengklarifikasi pertanyaan atau jawaban yang tidak jelas.
  5. Fleksibilitas: Pewawancara dapat menyesuaikan pertanyaan berdasarkan jawaban narasumber dan alur percakapan.

Pre-recorded (asynchronous)

Pre-recorded (asynchronous) berbeda dengan wawancara live (synchronous) karena tidak dilakukan secara langsung dan real-time. Sebaliknya, pewawancara dan narasumber merekam jawaban mereka secara terpisah. Hal ini menawarkan beberapa keuntungan dan tantangan unik.

Karakteristik utama wawancara pre-recorded

  1. Fleksibel: Baik pewawancara maupun narasumber dapat merekam jawaban mereka pada waktu yang paling sesuai, terlepas dari zona waktu atau ketersediaan.
  2. Tidak tertekan oleh waktu: Narasumber memiliki waktu untuk mempersiapkan jawaban mereka dan merekam ulang jika diperlukan, menghilangkan tekanan wawancara langsung.
  3. Kontrol editing: Pewawancara dapat mengedit rekaman untuk merangkai urutan pertanyaan dan jawaban yang paling koheren.
  4. Lebih hemat biaya: Tidak perlu berinvestasi dalam teknologi konferensi video atau perjalanan untuk wawancara tatap muka.

Remote Interviews

Remote Interviews seperti yang mungkin sudah Anda duga, mengacu pada wawancara yang dilakukan secara jarak jauh, artinya pemberi pewawancara dan kandidat (orang yang diwawancarai) tidak berada di lokasi fisik yang sama. Ini bisa dilakukan melalui berbagai platform seperti, Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, Skype dan lain sebagainya.

Keuntungan wawancara remote

  1. Fleksibilitas: Menghemat waktu dan biaya perjalanan bagi kedua pihak, dan bisa dilakukan pada waktu yang sesuai untuk masing-masing.
  2. Ketersediaan talenta yang lebih luas: Membuka pintu bagi kandidat dari seluruh dunia, sehingga meningkatkan peluang menemukan orang yang tepat.
  3. Efisiensi: Bisa dilakukan lebih cepat daripada wawancara tatap muka, karena tidak perlu waktu perjalanan.
  4. Evaluasi keterampilan yang sebenarnya: Fokus pada kemampuan dan pengalaman, bukan penampilan fisik atau kegelisahan yang dihadapi saat wawancara tatap muka.

Man-on-the-Street

Man-on-the-Street (MOTS), juga dikenal sebagai vox pops, adalah jenis wawancara yang dilakukan kepada orang-orang secara acak di jalanan tentang topik, acara, atau pendapat tertentu. Wawancara ini sering digunakan dalam:

  1. Berita: Melaporkan reaksi publik terhadap peristiwa terkini, tren, atau kebijakan.
  2. Hiburan: Memberikan elemen yang ringan atau lucu pada sebuah acara atau segmen.
  3. Dokumenter: Mengumpulkan berbagai perspektif dan kisah pribadi.

Panel Interviews

Wawancara panel dalam film dokumenter adalah teknik umum yang digunakan untuk mendapatkan berbagai perspektif tentang suatu topik. Dalam teknik ini, pewawancara mewawancarai sekelompok orang, biasanya ahli atau saksi mata, secara bersamaan.

Wawancara panel bisa menjadi alat yang ampuh untuk mendokumentasikan berbagai perspektif tentang suatu topik. Ketika dilakukan dengan benar, mereka dapat menghasilkan film dokumenter yang informatif dan menarik.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana wawancara panel telah digunakan dalam film dokumenter:

  1. Dalam film dokumenter “The Fog of War,” Robert McNamara, mantan Menteri Pertahanan AS, diwawancarai tentang perannya dalam Perang Vietnam. Panelis termasuk jurnalis, sejarawan, dan veteran perang.
  2. Dalam film dokumenter “Man on Wire,” Philippe Petit diwawancarai tentang aksinya berjalan di atas tali antara menara World Trade Center. Panelis termasuk insinyur, pejalan kaki, dan saksi mata.
  3. Dalam film dokumenter “Blackfish,” mantan pelatih Sea World diwawancarai tentang perlakuan terhadap paus pembunuh di penangkaran. Panelis termasuk ahli biologi kelautan, aktivis hak-hak hewan, dan mantan pengunjung Sea World.

Wawancara panel adalah alat yang berharga bagi pembuat film dokumenter yang ingin mendapatkan berbagai perspektif tentang suatu topik. Ketika dilakukan dengan benar, mereka dapat menghasilkan film dokumenter yang lebih informatif dan menarik.

Vox Pop

Vox Pop, juga dikenal sebagai “Man on the Street” (MOTS) interview, adalah metode pengumpulan opini publik dengan mewawancarai orang-orang secara acak di tempat umum. Hal ini dengan tujuan:

  1. Memahami persepsi publik tentang suatu topik, peristiwa, atau isu.
  2. Mendapatkan beragam sudut pandang dari berbagai kalangan masyarakat.
  3. Menambahkan elemen personal dan relatable dalam konten media.

Keuntungan:

  1. Keaslian: Memberikan respons spontan dan tanpa filter dari masyarakat.
  2. Keberagaman: Menjangkau berbagai demografi dan mendapatkan berbagai perspektif.
  3. Keterlibatan: Konten yang menarik dan relatable, terutama dengan respons yang lucu atau mengejutkan.
  4. Hemat biaya: Membutuhkan peralatan dan sumber daya minimal.

Wawancara Vox Pop dapat menjadi alat yang berharga untuk memahami suara masyarakat dan menambahkan dimensi personal dalam berbagai format konten.

Off-Camera Interview

Off-Camera Interview juga dikenal sebagai “cutaway interview” atau “confessional interview”, adalah teknik yang digunakan dalam film dokumenter dan program televisi untuk beberapa kepentingan, antaralain untuk memberikan “Kesempatan Berbicara Bebas.” Narasumber dapat berbicara dengan lebih bebas dan terbuka tanpa terintimidasi oleh kamera. Di lain pihak pewawancara dapat menggali lebih dalam dan mendapatkan informasi yang lebih personal.

Contoh Penggunaan Wawancara Off-Camera

  1. Film dokumenter: “The Fog of War” (2003), “Super Size Me” (2004), “Blackfish” (2013).
  2. Program televisi: “Planet Earth” (2006), “Man on Wire” (2008), “Making a Murderer” (2015).

Wawancara off-camera adalah alat yang berharga bagi pembuat film dokumenter dan program televisi untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan personal dari narasumber mereka.

Direct-Address Interview

Wawancara direct-address, atau “interview to camera”, adalah teknik yang mengubah narasi film dokumenter menjadi dialog interaktif. Narasumber menatap kamera dan berbicara langsung kepada penonton, menciptakan koneksi personal dan rasa “tertarik” pada cerita mereka. Teknik ini adalah alat yang berharga bagi pembuat film dokumenter untuk membangun hubungan personal dengan penonton, meningkatkan keterlibatan, dan memperkuat pesan film mereka.

Memilih Gaya Wawancara yang Tepat

Gaya wawancara yang dipilih dalam film dokumenter atau podcast dapat menentukan tone, alur cerita, dan keseluruhan atmosfer film. Setiap gaya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, sehingga penting untuk memilih gaya yang paling sesuai dengan tujuan dan topik film.

Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih gaya wawancara:

  1. Tujuan film: Apakah tujuan film untuk menginformasikan, menghibur, atau mempersuasi?
  2. Topik film: Apakah topik film sensitif atau kontroversial?
  3. Narasumber: Apakah narasumber nyaman berbicara di depan kamera?
  4. Anggaran: Apakah ada anggaran untuk peralatan dan perjalanan?

Setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Anda dapat memilih gaya wawancara yang paling sesuai dengan kebutuhan film Anda.

Tips untuk Melakukan Wawancara yang Efektif:

  1. Lakukan riset: Cari tahu sebanyak mungkin tentang topik dan narasumber.
  2. Siapkan pertanyaan: Buatlah daftar pertanyaan yang ingin Anda ajukan.
  3. Bangun rapport: Luangkan waktu untuk membangun hubungan dengan narasumber sebelum wawancara.
  4. Dengarkan dengan seksama: Berikan perhatian penuh kepada narasumber dan ajukan pertanyaan lanjutan.
  5. Bersikaplah sopan dan profesional: Perlakukan narasumber dengan hormat dan jaga profesionalisme selama wawancara.

Dengan memilih gaya wawancara yang tepat dan mengikuti tips di atas, Anda dapat menghasilkan film dokumenter atau podcast yang informatif, menarik, dan impactful.

Tinggalkan Balasan