Ingin menghasilkan video yang memukau dan terlihat profesional? Menggunakan drone saja tidak cukup, Anda perlu teknik pengambilan gambar, pengaturan kamera, dan sentuhan editing yang tepat. Artikel ini akan membahas semua hal yang perlu Anda ketahui untuk membuat video sinematik menggunakan drone.
Teknik Pengambilan Gambar dan Manuver
- Lambat dan Terkendali: Gerakan lambat memberikan kesan video diambil dari platform yang lebih besar, seperti helikopter. Hindari gerakan kasar dan perubahan kecepatan yang tiba-tiba untuk menghindari efek getar dan distorsi.
- Gunakan Dua Sumbu Gerakan: Kombinasikan gerakan maju/mundur dengan gerakan ke atas/bawah atau ke samping untuk menciptakan efek yang lebih dinamis dan dramatis.
- Gerakan Menyamping (Strafing): Tampilkan lanskap dari perspektif berbeda dengan gerakan menyamping. Ini efektif untuk mengungkapkan fitur menarik pada lanskap.
- Orbit: Lakukan gerakan melingkar dengan menggabungkan gerakan menyamping dan rotasi. Lakukan dengan perlahan untuk menghindari efek putaran terlalu cepat.
- Pengambilan Gambar Melaju (Fly-Through): Teknik ini berisiko karena mengandalkan layar pengendali (FPV) drone. Sebaiknya hanya dilakukan jika Anda terampil menerbangkan drone.
- Kombinasi Gerakan Gimbal dan Drone: Tambahkan dimensi lain pada gambar dengan menggabungkan gerakan gimbal dan drone. Anda bisa mendapatkan hingga tiga sumbu gerakan gabungan.
- Parallax: Ciptakan kesan kedalaman dengan memanfaatkan efek paralaks, terutama pada objek dekat drone seperti pohon atau bangunan. Ini membantu penonton memahami skala lanskap sebenarnya.
- Hindari Putaran 360 Derajat: Drone sulit melakukan gerakan ini dengan presisi, sehingga bisa menghasilkan efek putar mendadak yang mengganggu.
Cuaca dan Waktu Pengambilan Gambar
- Waspada Terhadap Angin: Angin musuh utama efek “jello” pada rekaman. Hindari menerbangkan drone saat angin kencang (lebih dari 20 mph). Program seperti After Effects tidak selalu efektif menghilangkan efek ini sepenuhnya.
- Sunrise dan Sunset: Waktu terbaik merekam adalah selama golden hour, yaitu saat matahari terbit dan terbenam. Bayangan akan lebih jelas terlihat, sehingga fitur medan lebih terlihat dibandingkan siang hari.
Pengaturan Kamera
- Gunakan Profil Gambar Datar: Gunakan profil kamera paling datar untuk mendapatkan jangkauan dinamis maksimum. Ini mencegah langit dan awan menjadi terlalu terang, serta mempertahankan detail di bagian gelap.
- Atur Kecepatan Rana: Gunakan kecepatan rana rendah (di bawah 100th hingga 250th detik) untuk menghindari efek strobing, terutama pada pengambilan gambar dekat tanah. Gunakan filter ND jika diperlukan. Kecepatan rana tinggi (500th atau 1000th detik) menghasilkan gambar lebih tajam tetapi berpotensi menimbulkan strobing berat.
Pasca-Pemrosesan
- Koreksi Distorsi: Terutama jika Anda menggunakan kamera GoPro. Rekomendasikan merekam dalam 4K dan mengeluarkannya dalam 1080p untuk kepadatan piksel lebih tinggi. Gunakan efek “Optics Compensation” dan centang kotak “Reverse Lens Distortion”. Atur bidang pandang antara 70 dan 80 untuk GoPro.
- Tambahkan Motion Blur: Jika Anda terpaksa menggunakan kecepatan rana tinggi atau kamera GoPro tanpa kontrol kecepatan rana, tambahkan efek motion blur di After Effects untuk terlihat lebih natural. Gunakan efek seperti Pixel Motion Blur atau Reel Smart Motion Blur.
- Grading Warna: Gunakan plug-in seperti Red Giant Colorista atau Film Convert untuk koreksi dan grading warna. Colorista menawarkan banyak opsi dan fleksibilitas, sedangkan Film Convert memberikan sentuhan estetika film yang khas.
Dengan memahami teknik pengambilan gambar, pengaturan kamera, dan langkah-langkah pasca-pemrosesan yang tepat, Anda bisa menghasilkan video drone sinematik yang memukau dan terlihat profesional. Selamat berkreasi!